A. Latar belakang
Buah tomat saat ini merupakan salah satu komoditas hortikultura yang bernilai ekonomi tinggi dan masih memerlukan penanganan serius, terutama dalam hal peningkatan hasilnya dan kualitas buahnya. Apabila dilihat dari rata-rata produksinya, ternyata tomat di Indonesia masih rendah, yaitu 6,3 ton/ha jika dibandingkan dengan negara-negara Taiwan, Saudi Arabia dan India yang berturut-turut 21 ton/ha, 13,4 ton/ha dan 9,5 ton/ha (Kartapradja dan Djuariah, 1992). Rendahnya produksi tomat di Indonesia kemungkinan disebabkan varietas yang ditanam tidak cocok, kultur teknis yang kurang baik atau pemberantasan hama/penyakit yang kurang efisien.
Kebanyakan varietas tomat hanya cocok ditanam di dataran tinggi, tetapi oleh Badan Penelitian dan Pengambangan Pertanian telah dilepas varietas tomat untuk dataran rendah, yaitu Ratna, Berlian, Mutiara serta beberapa varietas lainnya (Purwati dan Asga, 1990). Namun seringkali terjadi penanaman tomat tanpa memperhatikan kualitasnya, sehingga hasil dan kualitas buahnya sangat rendah. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan tomat yang semakin tinggi maka penelitian perlu diarahkan untuk meningkatkan hasil dan kualitas buah tomat dengan menanam varietas-varietas unggul.
Kemampuan tomat untuk dapat menghasilkan buah sangat tergantung pada interaksi antara pertumbuhan tanaman dan kondisi lingkungannya. Faktor lain yang menyebabkan produksi tomat rendah adalah penggunaan pupuk yang belum optimal sertta pola tanam yang belum tepat. Upaya untuk menanggulangi kendala tersebut adalah dengan perbaikan teknik budidaya. Salah satu teknik budidaya tanaman yang diharapkan dapat meningkatkan hasil dan kualitas tomat adalah pemilihan benih tomat.
Kata tomat berasal dari bahasa Aztek, salah satu suku Indian yaitu xitomate atau xitotomate. Tanaman tomat berasal dari negara Peru dan Ekuador, kemudian menyebar ke seluruh Amerika, terutama ke wilayah yang beriklim tropik, sebagai gulma. Penyebaran tanaman tomat ini dilakukan oleh burung yang makan buah tomat dan kotorannya tersebar kemana-mana. Penyebaran tomat ke Eropa dan Asia dilakukan oleh orang Spanyol. Tomat ditanam di Indonesia sesudah kedatangan orang Belanda. Dengan demikian, tanaman tomat sudah tersebar ke seluruh dunia, baik di daerah tropik maupun subtropik. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yang berumur sekitar 4 bulan.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Lycopersicon (Lycopersicum)
Species : Lycopersicon esculentum Mill.
Dari sekian banyak varietas tomat yang ada, yang banyak ditanam petani adalah tomat varietas ratna, berlian, precious 206, kingkong dan intan. Sedangkan dari hasil survei yang telah dilakukan di lapangan varietas yang digunakan adalah varietas Artaloka.
Tanaman tomat merupakan bagian dari komponen pangan telah terbukti memberi nilai lebih kepada petani yang membudidayakan tanaman ini. Umur produksi yang pendek, tingkat kebutuhan yang selalu meningkat, serapan pasar yang cenderung bertambah dari waktu kewaktu merupakan beberapa hal yang turut menciptakan peluang positif bagi para petani.
Sebagai bagian dari tanaman pangan, tanaman ini juga turut berkontribusi terhadap ketahanan pangan dunia secara umum, sumber pendapatan prospektif petani secara khusus. Ditunjang dengan kondisi nilai poduk dan kondisi pasar yang positif, akan turut memperkuat daya dukung kesejahteraan petani khususnya yang membudidayakan tanaman ini. Hal ini akan turut berkontribusi pada diversifikasi penyediaan produk-produk pangan bagi dunia, pada akhirnya akan turut memperkuat ketahanan pangan dunia.
Tomat merupakan satu dari sayuran yang paling banyak dibudidayakan di dunia. Sebagai sayuran buah, tomat merupakan sumber vitamin A dan C. Tomat tumbuh baik pada temperatur 20 -27°C, pembentukan buah terhambat pada temperatur >30°C atau < 10°C. Tomat baik ditanam pada tanah yang berdrainase baik, dengan pH optimum 6.0 -7.0 (Purwati dan Asga, 1990). Tomat dapat ditanam sebagai rotasi pada lahan sawah. Hindari menanam tomat pada lahan yang sebelumnya ditanami tanaman dari keluarga Solanaceae, seperti: terung, cabai, tomat dan yang lainnya untuk menghindarkan hama dan penyakit. Beberapa tipe tomat yang dibudidayakan antara lain: buah segar (biasanya berwarna merah dengan variasi dalam bentuk, ukuran dan warna); chery-buah kecil; dan prosesing buah dengan warna merah yang kuat dan tinggi dalam kandungan bahan padat, sesuai untuk dibuat pasta, sup atau saos. Berdasarkan pertumbuhannya, tomat diklasifikasikan sebagai determinat (menyemak, pendek) dimana pertumbuhan batang diakhiri dengan karangan bunga, semideterminate atau indeterminat (tinggi) tumbuh berterusan menghasilkan daun dan bunga. Pada indeterminat, memungkinkan masa panen yang lebih panjang, yang mungkin bermanfaat pada waktu harga berfluktuasi, akan tetapi jenis ini perlu menggunakan turus dan harus dipangkas secara teratur yang dapat menambah tenaga kerja. Untuk varietas yang ditanam dapat dipilih berdasarkan varietas yang tahan penyakit, disesuaikan dengan musim, atau varietas hibrida maupun OP, tergantung dari kebutuhan budi daya.
Pengadaan benih tomat dapat dilakukan dengan dua cara, yakni dengan membeli benih yang siap semai atau dengan membuat benih sendiri. Apabila pengadaan benih tomat dilakukan dengan cara membeli, hendaknya membeli di toko pertanian yang terpercaya menyediakan benih yang bermutu dan bersertifikat. Pengadaan benih yang dilakukan dengan membuat sendiri adalah sebagai berikut: 1) Pilih buah tomat dari tanaman tomat yang petumbuhannya dan produksinya yang bermutu baik. Buah yang dipilih adalah buah tomat yang telah masak dan tua dan masak di pohon. Buah sehat dan tidak terserang hama ataupun penyakit. 2) Buat setelah dipetik dibiarkan sampai merekah dan berair (2 - 3 hari). 3) Biji-biji diambil setelah buah tomat merekah dan cucilah dengan air bersih, kemudian dikeringkan sehingga kadar airnya paling tinggi 12%. Biji-biji tomat yang telah dikeringkan dapat langsung disemaikan atau disimpan terlebih dahulu dalam wadah, misalnya kaleng atau botol kering sambil menunggu saatnya untuk disemaikan.
B. Langkah – langkah dalam menyiapkan benih tomat
Bibit yang baik dan berkualitas berasal dari benih yang baik dengan perlakuan pembenihan yang baik. Berilah label pada tanaman yang akan diambil benihnya sehingga tanaman itu tidak dipanen untuk dikonsumsi. Tunggulah sampai tanaman itu masak sebelum dipetik benihnya. Ini berarti membiarkan tanaman tersebut melewati tahapan yang layak untuk dikonsumsi. Buah yang masih muda memiliki benih yang muda juga sehingga tidak bisa berkecambah. Waktu yang terbaik untuk memetik benih adalah menjelang tengah hari, saat matahari bersinar dan cuaca cerah. Bila memanen benih pada musim hujan, Anda bisa memetik buah, benih, atau lebih baik lagi dengan mencabut seluruh tanamannya dan menggantungnya dekat perapian. Kelembaban sedikit saja akan membuat benih itu menjadi rusak.
Sebelum kita melakukan membuat sendiri benih tomat, ada yang harus diperhatikan
Syarat buah tomat Selain persyaratan berat biji, calon benih juga harus memiliki ciri fisik yang meyakinkan seperti bentuk, ukuran dan warna calon benih harus seragam, permukaan kulitnya bersih tidak keriput dan tidak cacat, serta warna kulit cerah dan mengkilat. Adapun syarat buah dari pohon induknya untuk diambil bijinya sebagai berikut :
Syarat buah tomat Selain persyaratan berat biji, calon benih juga harus memiliki ciri fisik yang meyakinkan seperti bentuk, ukuran dan warna calon benih harus seragam, permukaan kulitnya bersih tidak keriput dan tidak cacat, serta warna kulit cerah dan mengkilat. Adapun syarat buah dari pohon induknya untuk diambil bijinya sebagai berikut :
· Buah dipetik dari cabang tanaman yang terbawah, karena biasanya benih akan lebih cepat tumbuh setelah disemaikan
· Buah sudah benar-benar masak dan kulit luarnya tampak mengkilap
· Ukuran lebih besar dari ukuran normal
· Buah bersih tanpa berbintik dan tidak terkena hama, penyakit.
· Pertumbuhan batang, cabang, ranting, dan daunnya subur
· Tanaman tidak etrserang hama dan penyakit
· Umur minimal 7-8 bulan, karena produksi buahnya sudah mencapai maksimal
· Tanaman sebaiknya berbuah lebat
Benih atau biji-biji tomat yang telah terpilih sebelum disemaikan didesinfektan. Caranya, dengan merendam benih kedalan larutan fungisida agar mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit mati. Ada beberapa cara menyemai pada bedeng persemaian. Cara pertama, benih tomat ditaburkan merata pada permukaan bedeng, kemudian ditutup tanah tipis-tipis. Bedeng dibuat guritan sedalam 1 cm dengan jarak antar guritan 5 cm, lalu biji ditaburkan kedalan guritan secara merata dan tidak saling tumpuk, kemudian ditutup kembali dengan tanah tipis-tipis. Cara kedua, dengan menanamkan benih pada lubang-lubang tanam yang dibuat dengan jarak 5 cm dan kedalaman lubang tanam sekitar 1 cm. Dalam satu lubang tanam dapat diisikan 1 atau 2 benih, kemudian ditutup tanah tipis-tipis. Cara ketiga, penyemaian dapat langsung dilakukan pada kantong-kantong polybag yang telah diisi media tanam berupa tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Setiap kantong polybag diisi satu benih saja dan tanamkan benih dengan kedalaman sekitar 1 cm. Setelah biji ditanam, media semai sebaiknya dibasahi dengan air.
Adapun langkah dalam menyiapkan benih tomat antara lain :
1. Sortasi dan Grading
Mendapatkan benih dari kebun sendiri, atau tanaman yang kita milki, kita tentu bisa beli tomat di pasar sayuran yang menjual buah tomat. Buah yang didapat baik dari pohon maupun yang dibeli dipasar kemudian kita sortir sesuai ketentuan persyaratan diatas. Memang untuk tanaman asal kita tidak tahu, apakah berumur sudah cukup tua, muda. Pengetahuan yang kita memiliki menentukan keberhasilan bertanam tomat.
Benih dapat diuji coba untuk mengetahui berapa banyak yang akan tumbuh. Untuk benih yang akan ditanam untuk keperluan sendiri, tempatkan benih dalam suatu wadah berisi air. Benih yang tenggelam adalah benih yang baik untuk ditanam, benih yang mengambang adalah benih yang buruk dan dapat dibuang. Biasanya, hampir semua benih akan tenggelam. Untuk benih yang akan dijual dan ditukarkan, sebaiknya harus diuji terlebih dahulu untuk mengetahui berapa persentase benih yang dapat berkecambah dan tumbuh. Tingkat kelangsungan hidup dan perkecambahan ini kemudian ditulis pada kemasannya.
Ada bermacam cara untuk melakukan pengujian ini, salah satunya adalah dengan menghitung jumlah benih (misalnya 50 biji benih tomat), lalu tanamlah benih itu dan hitung berapa yang tumbuh (misalnya hanya 40 benih yang tumbuh). Jumlah yang tumbuh ini kemudian dibagi dengan jumlah benih yang ditanam untuk menemukan persentase tomat yang tumbuh (40 : 50 = 0,8). Angka ini kemudian dikalikan 100% (sehingga hasilnya 80%). Jadi, tingkat kelangsungan hidup dan perkecambahan benih ini adalah 80%.
2. Ekstraksi
Buah yang masak dipohon kemudian dikumpulkan, buah tomat tersebut diekstraksi dengan memisahkan biji dari buah tomat yang akan disiapkan untuk benih tomat. Biji tersebut diekstraksi dari buahnya dengan membersihkan lendir yang masih menempel pada biji tomat yang masih basah dengan menggunakan air yang mengalir biji tomat tersebut dibersihkan, sehingga diharapkan dengan pencucian ini hanya ekstrak biji tomat yang disiapkan untuk pembenihan. Selanjutnya tomat yang basah ini ditimbang untuk mengetahui kandungan atau kadar air pada biji tomat.
3. Pengeringan Biji Bahan Benih
Pengeringan benih adalah suatu cara untuk mengurangi kandungan air di dalam benih, dengan tujuan agar benih dapat disimpan lama. Kandungan air benih sangat menentukan lamanya penyimpanan. Penjemuran biji dengan sinar matahari merupakan salah satu cara pengeringan yang paling sederhana dan umum dilakukan oleh petani. Untuk pengeringan biji yang akan digunakan sebagai benih harus diperhatikan temperatur udara sebaiknya antara 320-430C. Pada beberapa biji, pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan impermebilitas kulit biji melalui perubahan struktur pada testa. Bagian luar biji menjadi keras tetapi bagian dalamnya masih basah. Waktu yang digunakan untuk pengeringan benih ditentukan oleh beberapa faktor antara lain :
· Kondisi benih yang dikeringkan, benih dengan kadar air awal yang tinggi dan diperlukan kadar sir yang rendah sesudah pengeringan maka akan memakan waktu pengeringan yang lama. Tebal tipisnya kulit biji juga menentukan lamanya pengeringan.
· Tebalnya timbunan benih, mempengaruhi lamanya pengeringan. Hal ini juga tergantung pada jenis, besar, bentuk dan berat biji.
· Temperatur udara, semakin tinggi temperatur udara makin cepat pengeringan. Sebaiknya temperatur untuk pengeringan benih diatur antara 950-1040C, temperatur yang terlalu tinggi akan merusak benih.
· Kelembaban nisbi udara, makin tinggi kelembaban nisbi udara makin lama pengeringan berlangsung.
· Aliran udara, angin mengangkut uap air dari benih sehingga mempercepat proses pengeringan.
Perlakuan yang dilakukan pada benih tomat yaitu dengan mengeringkan menggunakan cahaya matahari selama 4 -5 jam dengan suhu udara 300C diharapkan benih tomat ini dengan berkurangnya kadar air yang dikandungnya dapat mendukung viabilitas benih tersebut untuk proses perkecambahan pada penanaman benih tersebut.
Mengeringkan benih merupakan bagian yang sangat penting dari proses penyimpanan benih. Jika benih tidak dikeringkan dengan baik maka benih akan membusuk ketika disimpan. Benih dapat dikeringkan dengan cara apapun yang bisa Anda lakukan. Namun, sangat penting untuk mengikuti beberapa langkah praktis berikut ini untuk mendapatkan hasil yang terbaik:
· Beberkan dan angin-anginkan benih itu. Loyang ceper, nampan anyaman, kertas bekas, tikar atau yang lainnya dapat digunakan sebagai alas. Untuk benih yang besar, tempatkan pada tas anyaman dan digantung untuk dikeringkan. Balik-balikkan sekali atau dua kali sehari sehingga semua benih itu kering.
· Lindungi benih itu dari gangguan hewan, khususnya tikus.
· Untuk benih-benih yang kecil dan ringan, berilah perlindungan ekstra karena benih ini gampang terbang.
· Benih yang kecil umumnya membutuhkan waktu 1 minggu dan benih yang besar butuh waktu sekitar 1-2 minggu untuk kering sempurna.
· Awalilah proses pengeringan dengan menempatkan benih selama dua hari di tempat teduh atau di dalam ruangan. Kemudian pindahkan ke bawah terik matahari selama setengah hari untuk hari-hari berikutnya. Ini akan membantu membunuh serangga dan telurnya. Masukkan benih itu ke dalam rumah di malam harinya. Pada musim hujan, akan lebih baik untuk melakukan pengeringan dekat perapian.
Gunakan uji gigit untuk mengetahui apakah benih itu sudah kering atau belum. Gigitlah sebuah benih secara perlahan. Jika benih itu keras dan tidak meninggalkan bekas gigitan, berarti benih itu telah siap disimpan. Jika ada bekas gigitan pada benih itu, berarti benih itu belum kering benar dan butuh dikeringkan lagi. Jika gigi Anda patah ketika menggigit, berarti untuk pengujian berikutnya jangan terlalu keras menggigitnya.
4. Pengukuran Kadar Air
Penentuan kadar air benih dari suatu kelompok benih sangat penting dilakukan. Karena laju kemunduran suatu benih dipengaruhi oleh adanya kadar airnya. Di dalam batas tertentu, makin rendah kadar air benih makin lama daya hidup benih tersebut. Kadar air optimum dalam penyimpanan bagi sebagian besar benih adalah antara 6% - 8%. Kadar air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan benih berkecambah sebelum ditanam. Sedang dalam penyimpanan menyebabkan naiknya aktivitas pernapasan yang dapat berakibat terkurasnya habisnya bahan cadangan makanan dalam benih. Selain itu merangsang perkembangan cendawan patogen di dalam tempat penyimpanan. Tetapi diingat bahwa kadar air yang terlalu rendah akan menyebabkan kerusakan pada embrio.
5. Perlakuan Benih
Perlakuan benih dengan bahan-bahan kimia sebelum disimpan biasanya dilakukan untuk menghindarkan benih dari serangan hama dan penyakit yang disebabkan oleh cendawan yang mengkontaminasi benih dari lapangan. Fungisida yang biasa digunakan antara lain : KOC, Dithane M-45, Thiram, Ceresan, Arasan, Cuprocide, Captan. Benih tomat yang telah dikeringkan untuk menghindari benih dari serangan hama maka benih ini diberi fungisida, apabila benih tomat ini akan disimpan dalam waktu yang lama.
6. Penyimpanan dan Pelabelan
Tujuan utama penyimpanan benih adalah untuk mempertahankan viabilitas benih dalam periode simpan sepanjang mungkin. Yang dipertahankan adalah viabilitas maksimum benih yang tercapai pada saat benih masak fisiologis. Bila ditinjau dari viabilitasnya secara umum benih dibedakan antara berdaya baik, sedang dan jelek. Agar benih memiliki daya simpan yang baik, maka benih harus bertolak dari kekuatan tumbuh (virgor) dan daya kecambah yang semakimum mungkin. Bekal kekuatan itu ditumpu oleh benih sewaktu masih berada dalam asuhan pohon induknya. Mulai dari masa-masa awal pembentukan biji, kekuatan itu terus bertambah dan mencapai maksimum pada saat biji masak fisiologis disaat biji tepat untuk dipanen. Biji yang telah memiliki kekuatan maksimum itu kemudian dikeringkan hingga kadar air tertentu yang sesuai dengan tujuan penyimpanan.
Barton (1941, dalam Owen, E.B, 1956) menemukan bahwa benih-benih dengan viabilitas awal yang lebih tinggi lebih tahan terhadap kelembaban serta temperatur tempat penyimpanan yang kurang baik dibandingkan dengan benih-benih yang memiliki viabilitas awal yang rendah. Ketahanan benih untuk disimpan beraneka ragam tergantung dari jenis, cara dan tempat penyimpanan. Tempat untuk menyimpan benih juga bervariasi tergantung dari macam benih maksud dan lama penyimpanan. Tempat penyimpanan di ruang yang terbuka ataupun tertutup seperti : botol, kaleng, kantong kertas, kantong kain, kantong plastik, kantong aluminium, dan lain-lain. Benih tomat, siap untuk disimpan dalam tempat yaitu dengan menggunakan kantong plastik.
Setelah benih itu kering, perlu dilakukan penyimpanan yang baik. Bila iklim tidak mendukung, benih bisa membusuk dengan cepat jika penyimpanannya salah. Dalam penyimpanan, benih harus dilindungi dari:
• Udara, yang akan mengurangi umur hidup benih.
• Kelembaban, yang akan membuat benih membusuk.
• Panas, yang akan mengurangi jumlah benih yang dapat tumbuh waktu ditanam.
• Binatang, yang dapat merusak benih.
• Serangga, yang dapat memakan atau merusak benih. Jika telur serangga ada dalam wadah penyimpanan maka telur itu bisa menetas dan anakan serangga bisa memakan benih itu.
• Cahaya/sinar, yang juga bisa merusak benih. Untuk mencegah masalah tersebut, pastikan bahwa benih-benih itu telah betul-betul kering dan bersih. Kemudian, pada saat cuaca cerah, tempatkan benih dalam suatu wadah yang kedap udara. Untuk mengurangi masalah kelembaban, bisa ditambahkan abu kayu bakar pada bagian bawah wadah itu (tentu saja abu kayu bakar yang sudah dingin). Bisa juga digunakan bubuk susu atau bijian lain yang sudah sangat kering, ini akan menyerap kelembaban berlebih
Wadah untuk menyimpan benih dapat menggunakan apa saja yang kira-kira dapat menyimpan benih dengan aman. Simpanlah wadah itu di tempat yang sejuk, kering, dan gelap. Lindungi dari gangguan hewan dan sering-seringlah mengecek benih yang disimpan itu untuk memastikan tidak ada masalah. Wadah penyimpanan benih bisa berupa kotak anyaman bambu dari bahan bambu yang telah diawetkan. Anda bisa juga melapisi bambu itu dengan getah pepohonan, minyak kelapa atau lilin dan kemudian keringkan di bawah sinar matahari. Ini akan membuat wadah bertahan lebih lama. (Untuk informasi lebih lanjut tentang cara mengawetkan bambu, Kaleng yang tipis dan gelas yang memiliki tutup juga baik dipakai sebagai wadah penyimpanan benih. Begitu pula dengan botol plastik bekas atau wadah film bekas, namun hati-hati dengan tikus karena tikus bisa mengerat plastik. Wadah dari plastik atau gelas juga harus dilindungi dari sinar matahari langsung karena dapat merusak benih. Tas plastik dapat pula digunakan hanya jika tidak ada wadah lain yang tersedia, namun perlu dimasukkan ke dalam suatu wadah lagi untuk mencegah binatang merusaknya. Sebuah wadah yang besar dengan penutup yang baik dapat dipakai untuk menyimpan banyak tas-tas kecil yang berisi benih. Untuk benih-benih yang lebih besar, kaleng biskuit, bekas wadah minyak dan tong plastik besar merupakan wadah yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Teknik budidaya hortikultura Pengadaan Bibit Unggul.
Anonim. 2005. Modul 5. Penyimpanan Benih dan Pembibitan. Permakultur.menuju hidup lestari. Jakarta.
http://www.situshijau.co.id/media pertanian online.htm. Diakses tanggal 7 Oktober 2011.
Sutopo L, 1990. Teknologi Benih. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta